Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Proyek Irigasi Rp 5,7 Miliar di Batang Anai Mandek, Warga Meradang

Kamis, 14 Agustus 2025 | Agustus 14, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-10-01T05:00:49Z


G-Trendy, Padang Pariaman| Di tepi jalan tanah yang membelah persawahan Batang Anai, satu alat berat (ekskavator) berdiri kaku. Catnya berdebu, rantainya berkarat tipis. “Sudah beberapa hari ini tidak ada aktivitas sama sekali. Yang ada cuma ekskavator ini, tidur pulas,” ujar seorang warga sambil menunjuk alat berat itu. 


Ia enggan disebut namanya, namun raut wajahnya mencerminkan kekecewaan yang sama dengan warga lain di sekitarnya.


Proyek Pembangunan Jaringan Saluran Sekunder Daerah Irigasi (DI) Batang Anai, senilai Rp 5,7 miliar, sejatinya menjadi harapan baru para petani di Padang Pariaman. 


Dikerjakan CV Andespal Jaya Bersama, dengan pengawasan konsultan KI, proyek ini berada di bawah Balai Wilayah Sungai Sumatera V (BWSS-V) Padang. Kontrak dimulai 5 Mei 2025, dengan durasi 240 hari kalender. Targetnya, air irigasi mengalir lancar tepat waktu ke sawah-sawah.



Namun di lapangan, tanda-tanda kemajuan itu sulit ditemukan. Saluran irigasi yang semestinya menjadi urat nadi pertanian tampak terbengkalai. Gerbang-gerbang air berwarna biru berdiri diam seperti monumen proyek yang mandek. 


“Kami berharap proyek ini bisa selesai tepat waktu dan tepat mutu. Supaya air lancar, panen kami juga bagus,” kata seorang petani, nada suaranya setengah harap, setengah putus asa.


Selain minimnya aktivitas, warga mulai mempertanyakan kualitas material. Isu muncul soal tanah timbunan yang digunakan. “Iya tu, tanah klai timbunan asalnya juga tak kita ketahui dari tambang mana mereka ambil,” kata seorang warga lainnya.


Sorotan juga mengarah pada lemahnya pengawasan. BWSS-V Padang, sebagai pemilik kegiatan, dinilai tidak cukup ketat memantau pekerjaan di lapangan. Dalam proyek bernilai miliaran rupiah, kelengahan bisa membuka ruang bagi kelalaian dan pelanggaran spesifikasi teknis.


Bagi warga, proyek ini bukan sekadar beton dan pintu air, ia adalah investasi masa depan pertanian. Keberhasilan atau kegagalannya akan langsung mempengaruhi kesejahteraan ribuan keluarga petani di Padang Pariaman.


Hingga berita ini diturunkan, media masih dalam tahap menghimpun data-data serta upaya konfirmasi pihak kontraktor maupun BWSS-V Padang. 


Warga berharap, suara mereka tak hanya sampai di telinga wartawan, tetapi juga menggugah para pengambil keputusan. “Jangan biarkan proyek ini jadi bangunan mati. Kami butuh air, bukan janji,” ujar seorang petani, menatap sawahnya yang retak kering.


Media akan terus memantau perkembangan proyek ini dan mengabarkan setiap perubahan di lapangan.

Penulis : Dodi Indra 

Tag Terpopuler

×
Berita Terbaru Update