Proyek yang dikerjakan oleh CV. Cipta Perdana Mandiri sebagai pelaksana, dengan PT. Vitech Pratama Konsultan selaku pengawas, memiliki nilai kontrak sebesar Rp 1.714.591.000. Namun, dari kondisi lapangan, konstruksi terlihat tergesa-gesa dan kurang memperhatikan kaidah teknis.
Kepala Bidang Sungai dan Pantai, Dinas Sumber Daya Air dan Bina Konstruksi (SDA-BK) Sumatera Barat, Rahmad Yuhendra yang akrab disapa Pak Eng ini tidak merespons ketika dihubungi melalui telepon maupun pesan singkat WhatsApp oleh wartawan, Selasa (12/8/2025).
Pantauan di lapangan menunjukkan galian tanah tidak rapi, pipa-pipa utilitas terpasang menjulur tanpa tata letak yang jelas, dan pemasangan material beton sepanjang lebih kurang 150 meter terkesan terburu-buru.
Alih-alih mewujudkan saluran drainase modern yang dapat mengatasi banjir, konstruksi yang ada justru memunculkan kekhawatiran akan efektivitasnya.
Saat dikonfirmasi, pelaksana lapangan, Ujang, menyatakan pekerjaan dilakukan sesuai instruksi dinas terkait. “Kami hanya mengikuti aturan dan arahan dari Dinas SDA-BK. Silakan tanyakan langsung ke dinas,” ujar Ujang.
Ia bahkan meminta awak media menghapus dokumentasi foto di lokasi untuk mencegah informasi tersebar ke publik maupun pihak dinas.
Minimnya pengawasan dari instansi pemerintah membuka celah terjadinya pemasangan material yang tidak presisi. Buruh di lapangan pun terkesan mengutamakan kecepatan pengerjaan ketimbang mutu.
Seorang warga KIP Surau Gadang, yang enggan disebutkan namanya, mengaku khawatir proyek yang menelan anggaran besar itu justru akan memperburuk masalah banjir.
“Kalau lihat cara kerjanya, saya tidak puas. Malah khawatir ke depannya bukan mengurangi banjir, tapi menambah masalah,” ujarnya.
Proyek ini masih berlangsung, namun indikasi pekerjaan asal jadi dan lemahnya pengawasan menjadi sorotan masyarakat setempat.
Hingga berita ini ditayangkan media masiha dalam tahap mengumpulkan data-data dan informasi serta menunggu dan upaya konfirmasi pihak terkait lainnya.
Penulis : Didi Indra
Editor : Chairur Rahman


