G-Trendy, PADANG | Kepedihan masih menyelimuti warga Perumahan Siteba, Kelurahan Surau Gadang, Kecamatan Nanggalo, setelah kobaran api melumat rumah mereka pada Senin malam, 8 Desember lalu. Di antara rangka atap yang menghitam dan serpih-serpih arang yang masih mengepulkan asap tipis, para korban berusaha menyelamatkan apa pun yang tersisa dari hidup mereka.
Namun duka itu terasa kian perih ketika tak satu pun wakil rakyat dari daerah pemilihan setempat muncul, sekadar menyapa apalagi membawa bantuan.
Musibah kebakaran ini, bagi warga, tak kalah menghancurkan dibandingkan banjir bandang yang beberapa hari terakhir menyita perhatian pejabat dan publik. Di Siteba, perabot lenyap, dokumen hilang, pakaian tak bersisa, dan rumah-rumah rata dengan tanah. Tetapi perlakuan negara terhadap mereka jauh berbeda dari penyintas banjir bandang yang kini didatangi pejabat lengkap dengan rombongan, kamera, dan paket bantuan.
“Kami seperti tak dianggap ada. Rumah kami habis. Tapi sampai hari ini, tidak ada satu pun anggota dewan dari dapil sini yang datang menengok,” ujar seorang ibu korban kebakaran, Rabu,(10/12).
Keluhan serupa terdengar dari sejumlah warga lain. Mereka mengaku gamang harus mengadu ke mana. Sebagian kini menumpang di rumah kerabat, sebagian lagi bertahan di sisa bangunan berdinding arang. Hingga Rabu sore, posko resmi pun belum tampak dibentuk secara terkoordinasi oleh instansi mana pun.
“Kalau banjir bandang, pejabat datang berbondong-bondong. Tapi kebakaran ini seperti bukan bencana. Padahal kami juga kehilangan segalanya,” kata seorang warga.
Kekecewaan makin mengemuka karena lokasi kebakaran berada di dapil anggota DPRD Kota Padang yang seharusnya cepat tanggap terhadap warganya. Warga menilai perbedaan respons ini menunjukkan betapa solidaritas pejabat kerap mengikuti sorotan kamera alih-alih kebutuhan paling mendesak di lapangan.
Untuk saat ini, bantuan baru mengalir dari warga sekitar. Beberapa karung pakaian bekas, makanan siap saji, tikar, dan selimut mulai berdatangan, meski jumlahnya jauh dari cukup untuk menopang puluhan jiwa yang kehilangan tempat tinggal.
Di tengah sisa bangunan yang menghitam dan bau asap yang masih menggantung di udara, warga Siteba berharap pemerintah kota dan para wakil rakyat tak menutup mata. “Kami cuma ingin diperlakukan sama seperti korban bencana lain. Kami butuh uluran tangan, bukan sekadar janji,” ujar seorang korban lainnya.
Di Siteba, kesedihan tampak akan bertahan lebih lama ketimbang api yang sudah padam.
Hingga berita ini diterbitkan, media masih berupaya meminta konfirmasi dari pihak terkait.
Penulis : Dodi Indra
Editor : Redaksi

